Say It Out Loud Februari 2009
Coba kita hitung kebahagiaan kita daripada meratapi nasi yang tumpah. Berapa banyak orang yang mencintaimu? Berapa banyak orang yang menjagamu? Jangan pikirkan cuma kekasih atau hancur lebur gara-gara pacar meninggalkan diri. Dongakkan wajah dan lihatlah sekelilingmu. Ya masih, masih banyak yang mengasihimu. Mama, Papa. Adik, kakak. Teman, tetangga. Sadarkah kita akan semua itu? Mari, ceritakan tentang kisah cintamu terhadap mereka yang mencintaimu - minus pacar. Mari, ingatkan kepada semua orang tentang cinta yang gratis yang ada di sekeliling kita. Mari, rayakan Cinta dengan semangat humanisme dan persaudaraan.
Deadline: 28 Februari 2009
Kirim ke jejak_artemis@yahoo.co.id dan alex58id@yahoo.com
Pada masa penyusunan Tugas Akhir dulu aku terserang penyakit demam berdarah. Aku sudah menduga sakitku jadi cepat-cepat kuselesaikan bab yang sudah kuperbaiki dan kuantar ke kampus. Setelah itu aku memeriksakan diri ke dokter dan ternyata benar dugaanku. Aku segera menelpon 2 teman karibku agar segera mengambil Tugas Akhir mereka dan berpesan kepada mereka agar tidak mencariku karena aku akan pergi selama beberapa hari tanpa menyebutkan kemana. Dengan diantar mama, aku ke rumah sakit untuk diopname.
Selama diopname aku dijaga mama, dibesuk papa, adik dan pacarnya dan tanpa diduga kedua temanku itu datang juga ke rumah sakit. Rupanya mereka tidak begitu saja mempercayai omonganku. Satu persatu rumah sakit yang mereka telponin untuk mencari tahu keberadaanku. Aku terkejut melihat kehadiran mereka disana seperti juga mereka terkejut melihatku tertawa-tawa tidak seperti orang sakit. Aku diberkahi, kemanapun kakiku melangkah aku menemukan sahabat-sahabat yang memperhatikan dan mengasihiku seperti saudara sendiri. Terima kasih Tuhan, aku Kau pertemukan dengan mereka.
(Wind)
Entah ini namanya cinta atau apa, aku sungguh tidak tahu, tapi aku benar-benar mengagumi sosok perempuan itu. Dia benar-benar cantik. Wajah putihnya, gaya bicaranya, bibirnya, matanya, rambutnya, dan bahkan tahi lalatnya yang nemplok tepat di dagunya yang indah itu pun aku suka. Gilaaaa!!!! Dia adalah teman sekampus, sejurusan, dan yang lebih parah lagi dia sekelas denganku. Dan yang tak kalah menyebalkannya, nomor absennya itu lho, tepat sebelum aku, sehingga saat ujian tak jarang aku salah tingkah saat berada disampingnya.
Aku tidak terlalu akrab dengannya. Kami hanya sesekali saling menyapa. Jika aku kebetulan berpapasan dengannya aku menyapanya, atau dia duluan menyapaku. Hanya sekadar mengucapkan "Hai!!!", deuughhhhh!! Tiba-tiba, ulu hatiku terasa ngilu. Jantungku seakan mau ngacir begitu aja, lari dari tanggung jawabnya untuk memompakan darah ke seluruh tubuhku. Pori-poriku terasa membesar, bahkan aku sering mules saking tegangnya. Mules yang hanya dialami jika aku akan naik panggung. Oh God, seandainya aku cowo, aku tak peduli walau akan ditolak mentah-mentah, walau dia udah punya pacar, walau udah tunangan, atau walau udah mau nikah besok, aku akan katakan padanya I LOVE YOU! I LOVE YOU! I LOVE YOU...
(Jane)
Aku bukan pujangga yang pandai merangkai kata
Aku bukan orang romantis yang pandai menciptakan suasana melankolis
Aku bukan perayu yang dapat dengan mudah mengatakan “I love You”
Aku belum menjadi miliarder yang bisa membagikan sejuta mawar apalagi dolar
Aku belum menjadi selebriti yang bisa mengatakan “I love you all” di TV
Cuma lewat Say It Loud SepociKopi aku bisa bilang :
Happy Valentine Mom, Dad, Grandma, Sister, Cousins, Aunties, Uncles, and all my Friends.
I love you all.
(Grey Sebastian)
Friday, February 6, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment