Monday, December 14, 2009
Topik: Pernikahan
Say It Out Loud December 2009
Menikah. Kata momok dan menyebalkan bagi banyak lesbian. Menikah dalam konteks ini tentu saja menikah secara heteroseksual, bukan homoseksual. Perjuangan untuk mengelak dari gerbang pernikahan atau terpaksa memasukinya memiliki banyak kisah klasik yang bisa diceritakan berulang-ulang dari tahun demi tahun dalam generasi lesbian. Kesempatan kali ini, marilah bercerita tentang bagaimana dan apa arti pernikahan bagimu? Cerita yuk bagaimana kamu menghadapi dilema pernikahan ini. Mungkin kisahmu menjadi inspirasi bagi teman-teman semuanya. Mariii...
Deadline: 31 Desember 2009
Kirimkan kepada redaksi@sepocikopi.com
Aku menikah karena paksaan orangtua dan nggak bahagia. Aku lagi memikirkan serius hendak bercerai dengan suami. Untung aku punya pacar yang setia padaku. Biarpun kami sempat putus sewaktu aku menikah, tapi dia tidak benar-benar bisa meninggalkanku. Demikian juga denganku. Aku berencana bercerai kalau uang yang kukumpulkan cukup. Berdua bersama pacar dan anakku, aku akan hidup bersama. Doakan ya!
(Agustina)
Friday, November 6, 2009
Topik: Clique, Clique, Clique!
Say It Out Loud November 2009
Pertemanan lesbian tidak ada bedanya dengan pertemanan kaum hetero. Ada gank atau clique yang dibentuk oleh sesama manusia yang merasa cocok satu sama lain. Enggak masalah dan sah-sah saja untuk bergaul dengan orang yang sama melulu. Kalau udah cocok, mau diapain lagi. Ya nggak? Tapi buruknya dari nge-gank atau nge-clique adalah terjadi persaingan atau gosip-menggosip yang tidak sehat antara satu clique dengan clique yang lain, dan juga keekslusifan terasa sangat kental sehingga ketika terjadi perpecahan, anggota clique yang "terbuang" tiba-tiba tak memiliki teman lagi. Bagaimana kisah-kisah clique teman-teman lesbian semuanya? Yuk cerita bareng pengalaman nge-clique kamu atau pendapat kamu tentang fenomena nge-clique! Jangan ragu-ragu yaaaa!
Deadline: 30 November 2009
Kirimkan kepada redaksi@sepocikopi.com
Memiliki terlalu banyak teman lesbian dalam satu gank hanya membuat hidup saya susah rasanya. Perselingkuhan, pertengkaran, sharing partner, saling menggosip, atau ada yang diam-diam mencari lelaki lalu hamil. Apakah hal ini sudah identik di dunia lesbian? Banyak juga yang menjerumuskan diri di narkoba dan tidak lupa party, party, party. No private life. Semuanya jadi bahan bicaraan. Akhirnya, ketika saya mencoba untuk diam sejenak dan fokus pada pekerjaan dan masa depan, apakah teman-teman se-gank saya akan diam saja? Oh tentu saja tidak. Mereka akan lebih bergosip ria, meledek pekerjaan saya, meledek dan mentertawakan semuanya tentang saya. Sungguh "sahabat baik" bukan? Selalu di ingat dan di jadikan bahan omongan.
Teman baik saya seorang straight dan teman baik pasangan saya juga seorang lesbian yang dia kenal sejak dia kecil. Dan terasa hidup saya jauh lebih lega ketika saya mulai menjauh dari para "sahabat" saya itu, yang dari dulu pasangan saya tidak pernah suka. Tentu saja, sampai sekarang saya masih mencari sahabat, yang baik, yang bisa berpikiran luas, dan dewasa yang bisa diajak sharing, pergi holiday bersama, jalan-jalan kuliner, dan lainnya tanpa ada pikiran busuk. Anyone?
(Anteos)
Nge-gank sudah bisa kulakukan sejak SMA. Siapa sih yang tidak punya gank? Manusia kan makhluk sosial, sudah pasti mereka tertarik untuk menjadi bagian dari grup. Gank SMA-ku sudah tercerai berai, sempat ketemu lewat Facebook, tapi rasanya udah nggak pernah sama lagi. Gank kuliah masih bertahan sampai sekarang, tapi jumlahnya mengecil. Dulu ada tujuh orang, sekarang tinggal tiga. Sementara gank lesbian? Gank lesbian nggak sama dengan gank SMA atau kuliah, karena sifatnya berpindah-pindah. Beberapa bulan dekat sama si tiga orang, beberapa bulan selanjutnya yang tiga orang itu berpacaran, jadi hubungan renggang. Pindah dengan kelompok lain, lalu terjadi peregangan. Begitu seterusnya. Ada sih teman lesbian yang selalu bersama, tapi jumlahnya cuma satu orang saja :P Gank-gank lesbian ini memang kelihatan jelas di mana-mana, tapi biasanya para gank ini terbuka menerima teman, nggak eksklusif maksudnya. Yang ekslusif sih mungkin amat sangat private, mereka membatasi perkenalan mereka dengan sesama lesbian. Menghadapi yang eksklusif seperti itu, aku sih mendingan menjauh aja, nggak usah dekat-dekat. Yang aku paling nggak suka dari nge-gank ini adalah gosip di antara sesama, yang pastinya nggak jauh-jauh dari dunia lesbian. Kadang muak juga ngomongin hal yang sama terus menerus, tapi daripada nggak ada teman lesbian, aku bertahan bersama teman-teman lesbianku.
(Mango)
Pertemanan lesbian tidak ada bedanya dengan pertemanan kaum hetero. Ada gank atau clique yang dibentuk oleh sesama manusia yang merasa cocok satu sama lain. Enggak masalah dan sah-sah saja untuk bergaul dengan orang yang sama melulu. Kalau udah cocok, mau diapain lagi. Ya nggak? Tapi buruknya dari nge-gank atau nge-clique adalah terjadi persaingan atau gosip-menggosip yang tidak sehat antara satu clique dengan clique yang lain, dan juga keekslusifan terasa sangat kental sehingga ketika terjadi perpecahan, anggota clique yang "terbuang" tiba-tiba tak memiliki teman lagi. Bagaimana kisah-kisah clique teman-teman lesbian semuanya? Yuk cerita bareng pengalaman nge-clique kamu atau pendapat kamu tentang fenomena nge-clique! Jangan ragu-ragu yaaaa!
Deadline: 30 November 2009
Kirimkan kepada redaksi@sepocikopi.com
Memiliki terlalu banyak teman lesbian dalam satu gank hanya membuat hidup saya susah rasanya. Perselingkuhan, pertengkaran, sharing partner, saling menggosip, atau ada yang diam-diam mencari lelaki lalu hamil. Apakah hal ini sudah identik di dunia lesbian? Banyak juga yang menjerumuskan diri di narkoba dan tidak lupa party, party, party. No private life. Semuanya jadi bahan bicaraan. Akhirnya, ketika saya mencoba untuk diam sejenak dan fokus pada pekerjaan dan masa depan, apakah teman-teman se-gank saya akan diam saja? Oh tentu saja tidak. Mereka akan lebih bergosip ria, meledek pekerjaan saya, meledek dan mentertawakan semuanya tentang saya. Sungguh "sahabat baik" bukan? Selalu di ingat dan di jadikan bahan omongan.
Teman baik saya seorang straight dan teman baik pasangan saya juga seorang lesbian yang dia kenal sejak dia kecil. Dan terasa hidup saya jauh lebih lega ketika saya mulai menjauh dari para "sahabat" saya itu, yang dari dulu pasangan saya tidak pernah suka. Tentu saja, sampai sekarang saya masih mencari sahabat, yang baik, yang bisa berpikiran luas, dan dewasa yang bisa diajak sharing, pergi holiday bersama, jalan-jalan kuliner, dan lainnya tanpa ada pikiran busuk. Anyone?
(Anteos)
Nge-gank sudah bisa kulakukan sejak SMA. Siapa sih yang tidak punya gank? Manusia kan makhluk sosial, sudah pasti mereka tertarik untuk menjadi bagian dari grup. Gank SMA-ku sudah tercerai berai, sempat ketemu lewat Facebook, tapi rasanya udah nggak pernah sama lagi. Gank kuliah masih bertahan sampai sekarang, tapi jumlahnya mengecil. Dulu ada tujuh orang, sekarang tinggal tiga. Sementara gank lesbian? Gank lesbian nggak sama dengan gank SMA atau kuliah, karena sifatnya berpindah-pindah. Beberapa bulan dekat sama si tiga orang, beberapa bulan selanjutnya yang tiga orang itu berpacaran, jadi hubungan renggang. Pindah dengan kelompok lain, lalu terjadi peregangan. Begitu seterusnya. Ada sih teman lesbian yang selalu bersama, tapi jumlahnya cuma satu orang saja :P Gank-gank lesbian ini memang kelihatan jelas di mana-mana, tapi biasanya para gank ini terbuka menerima teman, nggak eksklusif maksudnya. Yang ekslusif sih mungkin amat sangat private, mereka membatasi perkenalan mereka dengan sesama lesbian. Menghadapi yang eksklusif seperti itu, aku sih mendingan menjauh aja, nggak usah dekat-dekat. Yang aku paling nggak suka dari nge-gank ini adalah gosip di antara sesama, yang pastinya nggak jauh-jauh dari dunia lesbian. Kadang muak juga ngomongin hal yang sama terus menerus, tapi daripada nggak ada teman lesbian, aku bertahan bersama teman-teman lesbianku.
(Mango)
Tuesday, October 6, 2009
Topik: Jatuh Cinta Pandangan Pertama
Say It Out Loud October 2009
Percaya enggak dengan jatuh cinta pada pandangan pertama? Ada yang bilang tidak mungkin! Ada yang bilang ah, mungkiiiin. Jatuh cinta pada pandangan pertama memang berkesan, takkan mungkin terlupakan. Entah apakah akhirnya kita bakalan jadian dengan si dia atau tidak, jatuh cinta pandangan pertama emang dasyat. Bagaimana dengan kamu, pernah tidak mengalami jatuh cinta seperti itu? Mari bagi ceritanya, tulis pengalaman dan isi hatimu yang kaurasa saat kau melihat seseorang di ujung sana yang membuat hatimu porak poranda pada tatapan pertama. Cihuuuy...
Deadline: 31 Oktober 2009
Kirimkan kepada redaksi@sepocikopi.com
Soal jatuh cinta pada pandangan pertama, aku ingat banget pertama kali bertemu mantan di Hivos, dia tidak memperhatikan saya, tapi buat saya saat itu, chemistry-nya tinggi banget. Pas dia keluar untuk telponan, saya nggak bisa lepaskan pandangan mata dari dia. Sedikit banyak di hati saya bilang, saya akan bertemu dengan dia lagi. Benar saja, weekend berikutnya, kawan saya mengajak untuk kumpul di Ratu Plaza, dia juga ada di sana. Kami mengobrol biasa-biasa saja sih, tapi saat itu saya bisa lihat dia mulai tertarik sama saya. Kebetulan, pas kita lagi pisah, HP kawan saya lowbat, jadi dia gunakan HP mantan saya. Saya tersenyum, nggak perlu repot nanya nomer teleponnya. Kita akhirnya jadian, sempat tinggal bersama, dua tahun, sekarang kita udah kayak sister aja sih.
(Kimi Boi)
Rasanya seperti apa ya? Pokoknya gila banget! Ehm, aku ingat waktu jatuh cinta pada pandangan pertama sama orang yang sangat kusayangi. Tempatnya waktu kampusku lagi mengadakan acara festival nge-band dengan band-band kampus lain. Dia adalah salah satu penyanyi. Suaranya keren dan penampilannya cool abis. Aku langsung jatuh cinta sama dia saat itu juga! Tadinya udah mau pulang karena takut kehujanan, tapi enggak jadi gara-gara tergoda menonton penampilannya di panggung. Hujan memang turun pada akhirnya, aku rela berbasah-basahan untuk mengejar sang idola dan berkenalan dengannya. Memang niat banget sih. Kalau diingat-ingat lagi, aku selalu tersenyum. Hasilnya? Aku sempat pacaran denganya selama 8 bulan. Sekarang biarpun udah putus, dia tetap jadi temanku (mantan) yang asyik diajak gaul dan jalan. Nggak kapok jatuh cinta pada pandangan pertama lagi!
(Susan)
Percaya enggak dengan jatuh cinta pada pandangan pertama? Ada yang bilang tidak mungkin! Ada yang bilang ah, mungkiiiin. Jatuh cinta pada pandangan pertama memang berkesan, takkan mungkin terlupakan. Entah apakah akhirnya kita bakalan jadian dengan si dia atau tidak, jatuh cinta pandangan pertama emang dasyat. Bagaimana dengan kamu, pernah tidak mengalami jatuh cinta seperti itu? Mari bagi ceritanya, tulis pengalaman dan isi hatimu yang kaurasa saat kau melihat seseorang di ujung sana yang membuat hatimu porak poranda pada tatapan pertama. Cihuuuy...
Deadline: 31 Oktober 2009
Kirimkan kepada redaksi@sepocikopi.com
Soal jatuh cinta pada pandangan pertama, aku ingat banget pertama kali bertemu mantan di Hivos, dia tidak memperhatikan saya, tapi buat saya saat itu, chemistry-nya tinggi banget. Pas dia keluar untuk telponan, saya nggak bisa lepaskan pandangan mata dari dia. Sedikit banyak di hati saya bilang, saya akan bertemu dengan dia lagi. Benar saja, weekend berikutnya, kawan saya mengajak untuk kumpul di Ratu Plaza, dia juga ada di sana. Kami mengobrol biasa-biasa saja sih, tapi saat itu saya bisa lihat dia mulai tertarik sama saya. Kebetulan, pas kita lagi pisah, HP kawan saya lowbat, jadi dia gunakan HP mantan saya. Saya tersenyum, nggak perlu repot nanya nomer teleponnya. Kita akhirnya jadian, sempat tinggal bersama, dua tahun, sekarang kita udah kayak sister aja sih.
(Kimi Boi)
Rasanya seperti apa ya? Pokoknya gila banget! Ehm, aku ingat waktu jatuh cinta pada pandangan pertama sama orang yang sangat kusayangi. Tempatnya waktu kampusku lagi mengadakan acara festival nge-band dengan band-band kampus lain. Dia adalah salah satu penyanyi. Suaranya keren dan penampilannya cool abis. Aku langsung jatuh cinta sama dia saat itu juga! Tadinya udah mau pulang karena takut kehujanan, tapi enggak jadi gara-gara tergoda menonton penampilannya di panggung. Hujan memang turun pada akhirnya, aku rela berbasah-basahan untuk mengejar sang idola dan berkenalan dengannya. Memang niat banget sih. Kalau diingat-ingat lagi, aku selalu tersenyum. Hasilnya? Aku sempat pacaran denganya selama 8 bulan. Sekarang biarpun udah putus, dia tetap jadi temanku (mantan) yang asyik diajak gaul dan jalan. Nggak kapok jatuh cinta pada pandangan pertama lagi!
(Susan)
Tuesday, September 8, 2009
Topik: Oh, Mantan!
Say It Out Loud September 2009
Siapa yang punya mantan? Tunjuk jari biar kelihatan! Banyak lesbian memiliki mantan dong. Coba pikirkan bagaimana hubunganmu dengan mantan, baik mantan dirimu sendiri atau mantan pasanganmu: apakah baik-baik saja, bersahabat, tetap berhubungan, menjaga jarak, atau malah saling membenci? Punya cerita asyik, konyol, pedih, atau malah menarik tentang sang mantan? Tulis dong ceritanya, biar kita semua bisa berbagi pengalaman dan teknik cara menghadapi mantan. Yuk yak yuuukkk....!!!
Deadline: 30 September 2009
Kirimkan kepada redaksi@sepocikopi.com
Sudah hampir enam bulan aku dan mantan tidak bersama lagi, sejak dia lebih memilih mantan kekasihnya, sejak dia meninggalkanku begitu saja, sejak dia meninggalkan luka yang tak kunjung pulih. Selama enam bulan perpisahan itu aku mencoba mencari cinta lain, berkelana pada padang asmara yang gersang. Namun setelah aku mencoba bangkit dari sakit hati, tiba-tiba mantan kembali menawarkan cintanya, menanyakan cintaku yang dulu, meminta maaf hingga bersedia bersujud di hadapanku. Tapi tidak, aku hanya bersedia menjadi teman dan hanya sebatas teman. Kubiarkan cintaku terkubur bersama sakit yang ia tancapkan, dengan segala tuduhan yang ia siram. Sekeras apa pun usahanya menumbuhkan rasa, aku tidak ingin kembali pada mantan, apalagi setelah aku mendapatkan pengganti yang baik hati menawarkan hatinya untuk menyembuhkan lukaku.
(ligX)
Siapa yang punya mantan? Tunjuk jari biar kelihatan! Banyak lesbian memiliki mantan dong. Coba pikirkan bagaimana hubunganmu dengan mantan, baik mantan dirimu sendiri atau mantan pasanganmu: apakah baik-baik saja, bersahabat, tetap berhubungan, menjaga jarak, atau malah saling membenci? Punya cerita asyik, konyol, pedih, atau malah menarik tentang sang mantan? Tulis dong ceritanya, biar kita semua bisa berbagi pengalaman dan teknik cara menghadapi mantan. Yuk yak yuuukkk....!!!
Deadline: 30 September 2009
Kirimkan kepada redaksi@sepocikopi.com
Sudah hampir enam bulan aku dan mantan tidak bersama lagi, sejak dia lebih memilih mantan kekasihnya, sejak dia meninggalkanku begitu saja, sejak dia meninggalkan luka yang tak kunjung pulih. Selama enam bulan perpisahan itu aku mencoba mencari cinta lain, berkelana pada padang asmara yang gersang. Namun setelah aku mencoba bangkit dari sakit hati, tiba-tiba mantan kembali menawarkan cintanya, menanyakan cintaku yang dulu, meminta maaf hingga bersedia bersujud di hadapanku. Tapi tidak, aku hanya bersedia menjadi teman dan hanya sebatas teman. Kubiarkan cintaku terkubur bersama sakit yang ia tancapkan, dengan segala tuduhan yang ia siram. Sekeras apa pun usahanya menumbuhkan rasa, aku tidak ingin kembali pada mantan, apalagi setelah aku mendapatkan pengganti yang baik hati menawarkan hatinya untuk menyembuhkan lukaku.
(ligX)
Sunday, August 2, 2009
Topik: Kemerdekaan Pengakuan Diri
Say It Out Loud Agustus 2009
Bulan Agustus adalah bulan kemerdekaan. Sebagai bangsa yang merdeka, kita pun turut merayakan kemerdekaan. Kapan seorang lesbian merayakan kemerdekaannya? Tentu saja hari di mana dia memiliki kesadaran bahwa dia adalah perempuan yang berbeda dari kebanyakan; perempuan istimewa yang memiliki orientasi seksual dengan sesama jenis. Sahabat lesbian, ingat hari bersejarah itu? Ingat rasa ketakutan, jantung berdebar-debar, semangat tinggi, hati plong, kecemasan berlebih, atau perasaan-perasaan janggal serta aneh lainnya? Apakah kau menandai hari penting itu di kalender hidupmu? Yuk, bagi ceritanya! Kita akan merayakan kemerdekaan pengakuan diri kepada diri sendiri...
Deadline: 31 Agustus 2009
Kirimkan kepada: redaksi@sepocikopi.com
Menurut saya, kemerdekaan pengakuan diri saya sejak saya pindah ke Amerika. Ya sebenarnya saya kuliah, tapi keterusan sampai akhirnya bekerja di negeri ini. Saya mulai mengerti tentang hak-hak LGBT dan status saya sebagai perempuan lesbian. Saya coming out kepada orangtua saya. Dan sejak saat itu saya tidak pernah bersembunyi-sembunyi lagi.
Di sini saya bergabung dengan beberapa teman-teman LGBT, khususnya lesbian. Sekarang saya memiliki pacar berwarganegara Singapore yang memiliki green card Amerika. Sama seperti saya, kekasih juga sudah coming out kepada keluarganya. Saya sedang mengupayakan memiliki green card juga, menjadi warganegara Amerika dan kemudian kami akan menikah di negara bagian yang telah melegalkan pernikahan sesama jenis. Setelah itu salah satu dari kami akan hamil. Demikian rencana saya dan kekasih di masa depan. Semoga terlaksana!
(Berta Danarto)
Aku sudah memperhatikan perempuan itu sejak hari pertama aku masuk kampus. Kulitnya kecokelatan tapi bersinar. Matanya agak sipit dan rambutnya panjang tergerai. Suatu hari dia mengajak aku belajar bareng bersamanya. Hati ini senang sekali! Sejak saat itu kami nggak terpisahkan. Waktu aku ulangtahun dia memberikanku setangkai bunga mawar dan... satu kecupan lembut di bibir. Aku terpana dan bahagia sekali. Ulangtahunku yang terindah dari seluruh ulang tahun sebelumnya. Menurutku kecupan itu menandakan kemerdekaan perasaanku kepadanya. Kemerdekaan diri menyadari orientasi seksualku yang berbeda dari kebanyakan. Aku sudah capek menyimpannya selama bertahun-tahun. Terima kasih kepada yayang yang mendeklarasikan kemerdekaanku. I love you honey!
(Korneli)
Bulan Agustus adalah bulan kemerdekaan. Sebagai bangsa yang merdeka, kita pun turut merayakan kemerdekaan. Kapan seorang lesbian merayakan kemerdekaannya? Tentu saja hari di mana dia memiliki kesadaran bahwa dia adalah perempuan yang berbeda dari kebanyakan; perempuan istimewa yang memiliki orientasi seksual dengan sesama jenis. Sahabat lesbian, ingat hari bersejarah itu? Ingat rasa ketakutan, jantung berdebar-debar, semangat tinggi, hati plong, kecemasan berlebih, atau perasaan-perasaan janggal serta aneh lainnya? Apakah kau menandai hari penting itu di kalender hidupmu? Yuk, bagi ceritanya! Kita akan merayakan kemerdekaan pengakuan diri kepada diri sendiri...
Deadline: 31 Agustus 2009
Kirimkan kepada: redaksi@sepocikopi.com
Menurut saya, kemerdekaan pengakuan diri saya sejak saya pindah ke Amerika. Ya sebenarnya saya kuliah, tapi keterusan sampai akhirnya bekerja di negeri ini. Saya mulai mengerti tentang hak-hak LGBT dan status saya sebagai perempuan lesbian. Saya coming out kepada orangtua saya. Dan sejak saat itu saya tidak pernah bersembunyi-sembunyi lagi.
Di sini saya bergabung dengan beberapa teman-teman LGBT, khususnya lesbian. Sekarang saya memiliki pacar berwarganegara Singapore yang memiliki green card Amerika. Sama seperti saya, kekasih juga sudah coming out kepada keluarganya. Saya sedang mengupayakan memiliki green card juga, menjadi warganegara Amerika dan kemudian kami akan menikah di negara bagian yang telah melegalkan pernikahan sesama jenis. Setelah itu salah satu dari kami akan hamil. Demikian rencana saya dan kekasih di masa depan. Semoga terlaksana!
(Berta Danarto)
Aku sudah memperhatikan perempuan itu sejak hari pertama aku masuk kampus. Kulitnya kecokelatan tapi bersinar. Matanya agak sipit dan rambutnya panjang tergerai. Suatu hari dia mengajak aku belajar bareng bersamanya. Hati ini senang sekali! Sejak saat itu kami nggak terpisahkan. Waktu aku ulangtahun dia memberikanku setangkai bunga mawar dan... satu kecupan lembut di bibir. Aku terpana dan bahagia sekali. Ulangtahunku yang terindah dari seluruh ulang tahun sebelumnya. Menurutku kecupan itu menandakan kemerdekaan perasaanku kepadanya. Kemerdekaan diri menyadari orientasi seksualku yang berbeda dari kebanyakan. Aku sudah capek menyimpannya selama bertahun-tahun. Terima kasih kepada yayang yang mendeklarasikan kemerdekaanku. I love you honey!
(Korneli)
Thursday, July 2, 2009
Topik: Pengalaman Lucu dan Konyol Waktu Nembak Gebetan
Say It Out Loud Juli 2009
Nembak gebetan emang bikin panas dingin, kaki lemas, dan jantung berdebar nggak kira-kira. Hati-hati, jangan sampai pingsan di tempat! Kira-kira diterima atau ditolak yak? Atau kira-kira dia hetero atau lesbian sih? Oh my goodness! Punya kisah yang menggelikan, lucu, terharu, dan terkenang selamanya? Ayo, bagi ceritanya yang bikin pembaca bakalan nyengir, mesem-mesem, hati menghangat, atau malah tertawa terbahak-bahak. Siapa tahu ada yang bisa belajar dari kegagalan atau kesuksesan teknik menembakmu!
Deadline: 31 Juli 2009
Kirimkan ke: redaksi@sepocikopi.com
Waktu itu, seseorang sebut saja namanya Wiwied mengajakku makan malam. Dari awal aku sudah merasakan aura spesial, kami memang lagi dekat-dekatnya, tapi belum dideklarasikan sebagai pasangan. Selama maka malam di restoran yang lumayan romantis, Wiwied nggak ngomong apa-apa soal hubungan kami. Aku gelisah, tapi tidak tahu apa yang aku gelisahkan. Selesai makan, kami masuk ke mobil, tapi Wiwied tidak memundurkan mobilnya dari tempat parkirnya. Dia malah menyalakan musik dan rileks di kursi. Aku deg-degan setengah mati, rasanya waktu berlalu dengan demikian lama. Wiwied tidak melakukan apa-apa, kecuali hanya bernyanyi-nyanyi kecil mengikuti syair lagu.
Karena nggak sabar, akhirnya aku yang nembak duluan. Aku bertanya kepada Wiwied apa dia suka sama aku. Hari itu menjadi sangat spesial bagi kami berdua karena Wiwied juga mengungkapkan perasaan yang sama padaku. Beberapa hari setelah aku menyatakan perasaanku, pacarku bilang sebenarnya dia berniat menembak aku selama makan malam, tapi karena nervous, dia nggak sanggup. Selama di mobil, dia juga kepengin menyatakan perasaannya padaku, tapi dia terlalu takut dan deg-degan. Untung, aku yang lebih berani! Dari kepengin menembak, jadilah dia yang ditembak.
(Kenanga)
Namaku terdaftar di kepanitiaan perayaan hari besar agama di kampusku, dan inilah yang membuatku terpaksa harus pulang agak larut malam itu. Di situlah lirikanku tiba-tiba tertuju pada seorang lelaki baik yang tampangnya ramah, kulitnya putih bersih, senyumnya menawan, dan badan kekarnya nan atletis tersembunyi di balik baju kokonya. Kagumku semakin menjadi-jadi tatkala lelaki baik ini menemaniku berjalan kaki meninggalkan kampus, lalu setia menunggu angkutan-umum bersamaku. Dalam hati, aku berpikir, mungkin dia adalah sosok lelaki yang kuidam-idamkan selama ini.
Besoknya, langsung kutelpon rumahnya. Kubilang saja, aku suka padanya. Lelaki baik ini shock, meminta waktu untuk berpikir. Satu hari? Dua hari? Nggak! Sekarang juga, aku bilang begitu. Dia langsung menutup telponnya tak karuan dan menelponku lagi setelah lima menit berlalu. Tahu jawabannya? Dia bilang, akan lebih menyenangkan jika aku menjadi seorang sahabat daripada menjadi seorang kekasih. Huh! Aku ditolak seorang lelaki, padahal aku hampir tak pernah ditolak oleh perempuan mana pun, hahahahahaha! Beberapa hari kemudian, kami masih sering bertemu di kampus, aku masih sering menggodanya di depan teman-teman kampus. Wajahnya merah, tersipu malu karena digoda oleh seorang perempuan tomboy yang sepertinya hampir kehilangan urat malunya.
(Arie Gere)
Sanggar kami akan melakukan pertunjukan di Ancol dan tim akan menginap, "Yes, that's my time! Aku akan menciumnya di pantai itu!" tekadku dalam hati. Waktu pertunjukan telah usai, kami bergandengan tangan menuju pantai. "Ih, menyebalkan, kenapa jam segini masih rame aja?" gerutuku dalam hati. Ternyata tim tak mau melewatkan kesempatan menikmati angin pantai di tengah malam. Kuurungkan niat sambil menyusun strategi B. "Aku akan menciumnya di cottege."
Entah sejak kapan kami tidur berpelukan di ranjang. Kepalaku bersandar di dadanya. Jantungku rusuh. Untung lampunya dimatikan, kalau tidak mungkin semua orang keheranan melihat posisi tidur kami. Aku lemas kecapekan dan akhirnya tertidur. Beneran, tertidur. Aku tidak ingat apa-apa sampai dagunya yang lancip menyentuh hidung membuatku terbangun. Dalam kegelapan, kuraih bibirnya. Aku mengecupnya dan dia balas menciumku. Malam itu, lima tahun yang lalu.
(Libraris)
Sehabis menonton bersama teman-teman, dia kemalaman dan menginap di kamar kostku. Sebenarnya aku panik karena sejak lama dia menarik perhatianku, belum lagi kenyataan dia tidak tahu aku seorang lesbian. Tapi aku tidak dapat melakukan apa-apa. Dia tidur di ranjangku tanpa rasa bersalah. Kadang bahkan berbaring miring ke arahku. Wajahnya hanya berjarak beberapa sentimeter dari wajahku. Napasnya menyapa kulitku. Aku bingung, merinding. Jantungku marathon melawan paru-paru. Aku mencoba menahan diri dan mengacuhkan keberadaannya. Namun, tetap saja aku akhirnya terjaga sepanjang malam.
Paginya, entah karena dorongan dari mana, aku akhirnya come out dan mengatakan bahwa aku sayang padanya. Saat itu kami masih berbaring di atas ranjang yang sama. Dia hanya berkata, "Iya?" dengan nada menyangsikan. Aku tidak meminta dia menjadi kekasihku hari itu. Dia bahkan baru mengucapkan kata "love" satu-dua bulan setelah hari itu. Jadi, apakah hari itu bisa disebut sebagai hari penembakanku kepadanya? Entahlah, yang aku tahu hanyalah bahwa sejak saat itu, setiap bulan kami selalu merayakan tanggal yang sama. Merayakan tanggal pertama aku berbaring bersisian dengannya.
(Sky)
Awalnya sih dia yang menyatakan perasaannya duluan lewat sms tapi sambil telponan. Gila, bayangin aja, nerima sms pernyataan sementara orangnya masih ada di seberang sana. Karena tidak tahu tau ngomong apa, akhirnya aku tidak menjawab apa-apa. Besoknya berusaha bersikap senetral mungkin dengan mengobrol seperti biasa, tapi akhirnya aku tak bisa membohongi diriku sendiri kalau sms-nya itu menggetarkan jiwa dan membuatku tidak bisa makan dan tidur tenang.
Tidak ingin menyesal di kemudian hari, aku membulatkan tekad dan menyingkirkan rasa kemaluanku. Aku mengirim sms lirik lagu B. Adams yang sangat menggambarkan perasaanku waktu itu You found the way into my head, where even angels fear to tread... Malamnya setelah aku sms, aku nyanyikan lagunya dengan iringan gitar setelah latihan berkali-kali sebelumnya. Phew, deg-degan abis. I convinced myself that it would work. And yes, it did.
(Wina)
Nembak gebetan emang bikin panas dingin, kaki lemas, dan jantung berdebar nggak kira-kira. Hati-hati, jangan sampai pingsan di tempat! Kira-kira diterima atau ditolak yak? Atau kira-kira dia hetero atau lesbian sih? Oh my goodness! Punya kisah yang menggelikan, lucu, terharu, dan terkenang selamanya? Ayo, bagi ceritanya yang bikin pembaca bakalan nyengir, mesem-mesem, hati menghangat, atau malah tertawa terbahak-bahak. Siapa tahu ada yang bisa belajar dari kegagalan atau kesuksesan teknik menembakmu!
Deadline: 31 Juli 2009
Kirimkan ke: redaksi@sepocikopi.com
Waktu itu, seseorang sebut saja namanya Wiwied mengajakku makan malam. Dari awal aku sudah merasakan aura spesial, kami memang lagi dekat-dekatnya, tapi belum dideklarasikan sebagai pasangan. Selama maka malam di restoran yang lumayan romantis, Wiwied nggak ngomong apa-apa soal hubungan kami. Aku gelisah, tapi tidak tahu apa yang aku gelisahkan. Selesai makan, kami masuk ke mobil, tapi Wiwied tidak memundurkan mobilnya dari tempat parkirnya. Dia malah menyalakan musik dan rileks di kursi. Aku deg-degan setengah mati, rasanya waktu berlalu dengan demikian lama. Wiwied tidak melakukan apa-apa, kecuali hanya bernyanyi-nyanyi kecil mengikuti syair lagu.
Karena nggak sabar, akhirnya aku yang nembak duluan. Aku bertanya kepada Wiwied apa dia suka sama aku. Hari itu menjadi sangat spesial bagi kami berdua karena Wiwied juga mengungkapkan perasaan yang sama padaku. Beberapa hari setelah aku menyatakan perasaanku, pacarku bilang sebenarnya dia berniat menembak aku selama makan malam, tapi karena nervous, dia nggak sanggup. Selama di mobil, dia juga kepengin menyatakan perasaannya padaku, tapi dia terlalu takut dan deg-degan. Untung, aku yang lebih berani! Dari kepengin menembak, jadilah dia yang ditembak.
(Kenanga)
Namaku terdaftar di kepanitiaan perayaan hari besar agama di kampusku, dan inilah yang membuatku terpaksa harus pulang agak larut malam itu. Di situlah lirikanku tiba-tiba tertuju pada seorang lelaki baik yang tampangnya ramah, kulitnya putih bersih, senyumnya menawan, dan badan kekarnya nan atletis tersembunyi di balik baju kokonya. Kagumku semakin menjadi-jadi tatkala lelaki baik ini menemaniku berjalan kaki meninggalkan kampus, lalu setia menunggu angkutan-umum bersamaku. Dalam hati, aku berpikir, mungkin dia adalah sosok lelaki yang kuidam-idamkan selama ini.
Besoknya, langsung kutelpon rumahnya. Kubilang saja, aku suka padanya. Lelaki baik ini shock, meminta waktu untuk berpikir. Satu hari? Dua hari? Nggak! Sekarang juga, aku bilang begitu. Dia langsung menutup telponnya tak karuan dan menelponku lagi setelah lima menit berlalu. Tahu jawabannya? Dia bilang, akan lebih menyenangkan jika aku menjadi seorang sahabat daripada menjadi seorang kekasih. Huh! Aku ditolak seorang lelaki, padahal aku hampir tak pernah ditolak oleh perempuan mana pun, hahahahahaha! Beberapa hari kemudian, kami masih sering bertemu di kampus, aku masih sering menggodanya di depan teman-teman kampus. Wajahnya merah, tersipu malu karena digoda oleh seorang perempuan tomboy yang sepertinya hampir kehilangan urat malunya.
(Arie Gere)
Sanggar kami akan melakukan pertunjukan di Ancol dan tim akan menginap, "Yes, that's my time! Aku akan menciumnya di pantai itu!" tekadku dalam hati. Waktu pertunjukan telah usai, kami bergandengan tangan menuju pantai. "Ih, menyebalkan, kenapa jam segini masih rame aja?" gerutuku dalam hati. Ternyata tim tak mau melewatkan kesempatan menikmati angin pantai di tengah malam. Kuurungkan niat sambil menyusun strategi B. "Aku akan menciumnya di cottege."
Entah sejak kapan kami tidur berpelukan di ranjang. Kepalaku bersandar di dadanya. Jantungku rusuh. Untung lampunya dimatikan, kalau tidak mungkin semua orang keheranan melihat posisi tidur kami. Aku lemas kecapekan dan akhirnya tertidur. Beneran, tertidur. Aku tidak ingat apa-apa sampai dagunya yang lancip menyentuh hidung membuatku terbangun. Dalam kegelapan, kuraih bibirnya. Aku mengecupnya dan dia balas menciumku. Malam itu, lima tahun yang lalu.
(Libraris)
Sehabis menonton bersama teman-teman, dia kemalaman dan menginap di kamar kostku. Sebenarnya aku panik karena sejak lama dia menarik perhatianku, belum lagi kenyataan dia tidak tahu aku seorang lesbian. Tapi aku tidak dapat melakukan apa-apa. Dia tidur di ranjangku tanpa rasa bersalah. Kadang bahkan berbaring miring ke arahku. Wajahnya hanya berjarak beberapa sentimeter dari wajahku. Napasnya menyapa kulitku. Aku bingung, merinding. Jantungku marathon melawan paru-paru. Aku mencoba menahan diri dan mengacuhkan keberadaannya. Namun, tetap saja aku akhirnya terjaga sepanjang malam.
Paginya, entah karena dorongan dari mana, aku akhirnya come out dan mengatakan bahwa aku sayang padanya. Saat itu kami masih berbaring di atas ranjang yang sama. Dia hanya berkata, "Iya?" dengan nada menyangsikan. Aku tidak meminta dia menjadi kekasihku hari itu. Dia bahkan baru mengucapkan kata "love" satu-dua bulan setelah hari itu. Jadi, apakah hari itu bisa disebut sebagai hari penembakanku kepadanya? Entahlah, yang aku tahu hanyalah bahwa sejak saat itu, setiap bulan kami selalu merayakan tanggal yang sama. Merayakan tanggal pertama aku berbaring bersisian dengannya.
(Sky)
Awalnya sih dia yang menyatakan perasaannya duluan lewat sms tapi sambil telponan. Gila, bayangin aja, nerima sms pernyataan sementara orangnya masih ada di seberang sana. Karena tidak tahu tau ngomong apa, akhirnya aku tidak menjawab apa-apa. Besoknya berusaha bersikap senetral mungkin dengan mengobrol seperti biasa, tapi akhirnya aku tak bisa membohongi diriku sendiri kalau sms-nya itu menggetarkan jiwa dan membuatku tidak bisa makan dan tidur tenang.
Tidak ingin menyesal di kemudian hari, aku membulatkan tekad dan menyingkirkan rasa kemaluanku. Aku mengirim sms lirik lagu B. Adams yang sangat menggambarkan perasaanku waktu itu You found the way into my head, where even angels fear to tread... Malamnya setelah aku sms, aku nyanyikan lagunya dengan iringan gitar setelah latihan berkali-kali sebelumnya. Phew, deg-degan abis. I convinced myself that it would work. And yes, it did.
(Wina)
Thursday, June 4, 2009
Topik: Siapa Lelaki yang Kamu Hormati dan Sayangi?
Say it Out Loud Juni 2009
Lelaki. Manusia berlawanan jenis dengan kita itu tampaknya tidak mempunyai porsi obrolan besar dalam percakapan dan curhat lesbian. Dengar-dengar kalau gay is girl's bestfriend, maka lesbian is man's best friend. Jadi bulan ini kita akan angkat gelas untuk para lelaki yang baik hati. Lelaki-lelaki luar biasa dan hebat yang mendampingi para lesbian sepanjang hidup mereka. Mereka bisa berwujud dan berwajah apa saja; ayah, bos, sahabat terbaik, teman, (mantan) suami, saudara sepupu, adik, paman, kakak, tetangga, dan lain-lain. Mari kita bercerita tentang para lelaki ganteng ini. Mengapa, apa, dan bagaimana kebaikan dan ketulusan hati mereka melapangkan dan menciptakan hidup yang lebih baik bagi para lesbian. Jangan gossipin cewek mulu, ah! Yuk ngomongin cowok...
Deadline: 30 Juni 2009
Kirimkan ke redaksi@sepocikopi.com
Lelaki yang saya hormati adalah Papa. Waktu Papa sama Mama berpisah, pengadilan memutuskan saya berada dalam asuhan Papa. Papa yang menjaga saya waktu saya sakit; Papa yang membimbing saya; Papa yang mengajarkan saya menyetir sepeda motor Vespa bututnya; Papa yang mengambilkan raport saya walau pun banyak ibu-ibu yang bertanya ke mana ibu saya; Papa yang membuat saya kuat menghadapi apa pun; Papa yang selalu ada kalau saya ketakutan; Papa yang melindungi saya dari amukan Mama. Semua... Yah, meskipun Papa yang paling menentang hubungan saya dengan partner, Papa tetap my hero. Love you, Pap...
(Shela Halaby)
Terlahir dari keluarga yang kurang mampu membuatku bersyukur masih bisa bersekolah. Aku, seorang anak penjual sayur di sebuah pasar di kawasan timur Jakarta bertekad untuk giat belajar dan mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Menorehkan peringkat teratas di sekolah adalah bentuk usahaku untuk bisa keluar dari kemiskinan. Lulus sekolah menengah atas adalah pencapaian luar biasa. Setelah lulus, tekad makin kubulatkan dan semangat makin kugencarkan agar keluarga tidak terus-terusan menderita.
Sekarang, rumah di pinggiran Bekasi sedang menunggu kedatangan kami sebab masih dalam proses renovasi. Sebentar lagi aku meraih gelar Diploma. Adik-adikku tidak usah berpikir keras lagi untuk membiayai sekolah.
Semua impian itu takkan dapat kuraih tanpa kehadiran seseorang dalam keluarga yang sangat kukasihi. Bukan karena uangnya, tapi karena kebijaksaan dan wibawanya. Ia pahlawanku, selalu mampu membuat air mataku jatuh tak terbendung jika mengingatnya. Dialah adik kandung nenekku, yang seringnya kupanggil Kakek. Pahlawan itulah yang selalu mengembuskan semangat dalam benakku bahwa pendidikan itu mahapenting. Terima kasih Inyi' (panggilan untuk kakek dari Sumatera Barat)
(Libraris)
Teman lelaki tersayangku seorang artis film dan pemain teater yang - lumayan - ngetop (biar dia nggak ge-er baca tulisan ini). Wajahnya jadi model di mana-mana, maklum ganteng dan tinggi. Cowok metroseksual banget deh! Tapi dia bukan gay, he is so straight as an arrow, biarpun yang naksir bejibun, baik cewek dan cowok. Dia adalah manusia pertama yang aku curhatin tentang orientasi seksualku. Dengan kata lain, aku coming out ke dia pertama kali. Bukannya cemas, dia malah lega. Dia kira aku (yang tampaknya stres sebelum coming out) bermasalah dengan narkoba, polisi, urusan kriminal, atau kena kanker. Gubraks deh. Bagi dia, orientasi seksual dan gaya hidupku bukan urusan genting yang bakal membuatnya ikut-ikutan panik bersamaku.
Kami dekat, saling menyayangi. Dulu, ketika masih sama-sama pengangguran dan mahasiswa seni yang gembel, kami sering tidur bareng dan menghabiskan waktu bersama-sama. Banyak sekali cuplikan adegan-adegan romantis kami berdua (terjebak di padang salju yang indah, makan di restoran cantik dengan nyala lilin, menonton teater Broadway bersama-sama, menyetir mobil berduaan tengah malam yang hening), tapi kami tidak pernah jatuh cinta. Tangannya sering menggandengku, pernah mencium pipiku dengan sayang. Aku memasak untuknya, menonton pertunjukan teaternya kala dia tampil, atau menyempatkan datang di acara launching film-nya.
Pokoknya, dia sahabat lelakiku yang luar biasa! Nggak ada duanya! Aku beruntung dekat dengannya (bikin ngiri para fans cewek dan cowoknya deh hihihi) dan memercayakan sepotong hatiku dimiliki olehnya.
(Lakhsmi)
Siapa lelaki yang aku hormati dan aku sayangi? "Bapak" tentu kata pertama yang muncul di kepalaku ketika memikirkan pertanyaan itu. Namun, kalau aku boleh men-skip Bapak kali ini saja, maka aku akan menempatkan seorang sahabat di peringkat nomor satu.
Kami pertama kali bertemu hampir satu tahun yang lalu. Bagi banyak orang, secara fisik mungkin dia sama sekali tidak tampan. Tubuhnya besar dan empuk, kulitnya gelap, dan kacamata minus bertengger di hidung. Namun, kepribadiannya lah yang membuat dia jauh lebih tampan dan menyenangkan daripada lelaki mana pun yang pernah aku temui. Aku coming out padanya satu-dua bulan setelah kami kenalan. Tebak apa reaksinya? Dia menangis, terharu karena merasa baru sekali itu bertemu seseorang yang mau memberikan kepercayaan yang begitu besar untuk membagi sebuah rahasia raksasa meski kami belum lama berteman.
No. He's not gay. I will surely say that he's straight. Dan sahabatku kembali menangis, bukan karena membenci lesbian, namun karena kecewa orang yang disukainya menutupi hal itu dan tidak bisa menolaknya dari awal. Orang mungkin akan berpikir bahwa dia lelaki yang cengeng jika membaca tulisan ini. Namun, bagiku, dia adalah lelaki berhati lembut dan sangat baik. Hingga hari ini, tidak peduli berapa pertengkaran yang telah kami lalui karena hal-hal sepele, dia masih setia berdiri di sampingku dan mendukungku dengan segala daya yang dia miliki. Jika suatu saat aku bisa menjadi straight atau dipaksa untuk menikah oleh orangtua, aku hanya berharap bisa memiliki suami sebaik dan sepengertian dia. Orang yang aku kasihi saat ini pun berpikiran sama.
(Sky)
Lelaki terbaik dalam hidupku adalah dia yang memintaku, "Jadilah istriku, temani aku di sisa perjalanan usiaku." Lelaki yang menjadi suamiku, meski kebersamaan kami hanya sampai 21 bulan saja. Lelaki yang mampu mengubah image-ku tentang pernikahan adalah sebuah mimpi buruk. Lelaki yang tegar menjalani sisa usianya yang divonis dokter takkan bisa mencapai usia 40 tahun disebabkan sakit bocor jantung yang dideritanya sejak lahir. Dia tak cuma memberiku cinta tulusnya, tapi juga membimbingku dalam banyak hal. Aku yang lesbian, jatuh cinta pada setiap butir kasih yang diulurkannya padaku. Cintanya membuat aku mampu menahan diri untuk tidak "memanjakan" kelesbianku. Dia bukan cuma suami, tapi juga guru, sahabat, mitra kerja, kakak sekaligus ayah buatku.
Ketika akhirnya maut menjemputnya dengan indah, meninggalkan seulas senyum dibibirnya yang membiru, aku tergugu dalam kehilangan yang memerih.
Dia lelaki terbaik dalam hidupku, yang memberiku kebahagiaan purna sebagai perempuan disisinya. Membuatku mampu merasakan dicintai dan jatuh cinta pada seorang lelaki. Selamat jalan Mas, bahagialah dalam rengkuh cinta Illahi.
(Arinie)
Masih seperti kemarin. Dia tiba dengan senyum yang begitu menenangkan hati dan tentu saja tetap dengan tentengan plastik kecil di tangannya. Aku berlari mengejarnya, menghampiri kemudian mencium punggung tangannya dengan takzim. Masih seperti biasa dia akan mengacak-acak rambutku lalu memeluk dan membawa tubuh mungilku keatas pundaknya. Sambil berjalan masuk dia akan mendendangkan tembang anak-anak kesukaanku sementara aku malah sibuk dengan isi plastik pemberiannya.
Dia, dalam balutan kewibawaan memancarkan aura bijaksana yang memukau. Sosok yang amat tangguh di mataku, super macho (tentunya versi aku) melebihi lelaki bintang iklan produk susu di tv-tv . Terlihat kaku dan keras di luar tetapi begitu hangat dan lembut di dalam. Sungguh aku tak tahu apakah aku sanggup berjalan tanpanya. Pun ketika kegagalan menghampirinya, dia akan tetap di sisiku, menjadi dian yang menerangi gelap asa. Berpuluh wejangan telah mengalir dalam darah, memberikan tenaga ekstra untuk selalu bangkit setiap kali aku terjatuh. Hari ini genap dua dasawarsa berlalu tapi sikapnya padaku masih tetap seperti dahulu, saat pertama aku mulai mengenalnya dan mencoba melafalkan namanya “ayah”. Ya, dia adalah pria terhebat dalam hidupku bahkan amat sangat hebat. I love u so dad, now and forever….
(LeiL)
Lelaki. Manusia berlawanan jenis dengan kita itu tampaknya tidak mempunyai porsi obrolan besar dalam percakapan dan curhat lesbian. Dengar-dengar kalau gay is girl's bestfriend, maka lesbian is man's best friend. Jadi bulan ini kita akan angkat gelas untuk para lelaki yang baik hati. Lelaki-lelaki luar biasa dan hebat yang mendampingi para lesbian sepanjang hidup mereka. Mereka bisa berwujud dan berwajah apa saja; ayah, bos, sahabat terbaik, teman, (mantan) suami, saudara sepupu, adik, paman, kakak, tetangga, dan lain-lain. Mari kita bercerita tentang para lelaki ganteng ini. Mengapa, apa, dan bagaimana kebaikan dan ketulusan hati mereka melapangkan dan menciptakan hidup yang lebih baik bagi para lesbian. Jangan gossipin cewek mulu, ah! Yuk ngomongin cowok...
Deadline: 30 Juni 2009
Kirimkan ke redaksi@sepocikopi.com
Lelaki yang saya hormati adalah Papa. Waktu Papa sama Mama berpisah, pengadilan memutuskan saya berada dalam asuhan Papa. Papa yang menjaga saya waktu saya sakit; Papa yang membimbing saya; Papa yang mengajarkan saya menyetir sepeda motor Vespa bututnya; Papa yang mengambilkan raport saya walau pun banyak ibu-ibu yang bertanya ke mana ibu saya; Papa yang membuat saya kuat menghadapi apa pun; Papa yang selalu ada kalau saya ketakutan; Papa yang melindungi saya dari amukan Mama. Semua... Yah, meskipun Papa yang paling menentang hubungan saya dengan partner, Papa tetap my hero. Love you, Pap...
(Shela Halaby)
Terlahir dari keluarga yang kurang mampu membuatku bersyukur masih bisa bersekolah. Aku, seorang anak penjual sayur di sebuah pasar di kawasan timur Jakarta bertekad untuk giat belajar dan mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Menorehkan peringkat teratas di sekolah adalah bentuk usahaku untuk bisa keluar dari kemiskinan. Lulus sekolah menengah atas adalah pencapaian luar biasa. Setelah lulus, tekad makin kubulatkan dan semangat makin kugencarkan agar keluarga tidak terus-terusan menderita.
Sekarang, rumah di pinggiran Bekasi sedang menunggu kedatangan kami sebab masih dalam proses renovasi. Sebentar lagi aku meraih gelar Diploma. Adik-adikku tidak usah berpikir keras lagi untuk membiayai sekolah.
Semua impian itu takkan dapat kuraih tanpa kehadiran seseorang dalam keluarga yang sangat kukasihi. Bukan karena uangnya, tapi karena kebijaksaan dan wibawanya. Ia pahlawanku, selalu mampu membuat air mataku jatuh tak terbendung jika mengingatnya. Dialah adik kandung nenekku, yang seringnya kupanggil Kakek. Pahlawan itulah yang selalu mengembuskan semangat dalam benakku bahwa pendidikan itu mahapenting. Terima kasih Inyi' (panggilan untuk kakek dari Sumatera Barat)
(Libraris)
Teman lelaki tersayangku seorang artis film dan pemain teater yang - lumayan - ngetop (biar dia nggak ge-er baca tulisan ini). Wajahnya jadi model di mana-mana, maklum ganteng dan tinggi. Cowok metroseksual banget deh! Tapi dia bukan gay, he is so straight as an arrow, biarpun yang naksir bejibun, baik cewek dan cowok. Dia adalah manusia pertama yang aku curhatin tentang orientasi seksualku. Dengan kata lain, aku coming out ke dia pertama kali. Bukannya cemas, dia malah lega. Dia kira aku (yang tampaknya stres sebelum coming out) bermasalah dengan narkoba, polisi, urusan kriminal, atau kena kanker. Gubraks deh. Bagi dia, orientasi seksual dan gaya hidupku bukan urusan genting yang bakal membuatnya ikut-ikutan panik bersamaku.
Kami dekat, saling menyayangi. Dulu, ketika masih sama-sama pengangguran dan mahasiswa seni yang gembel, kami sering tidur bareng dan menghabiskan waktu bersama-sama. Banyak sekali cuplikan adegan-adegan romantis kami berdua (terjebak di padang salju yang indah, makan di restoran cantik dengan nyala lilin, menonton teater Broadway bersama-sama, menyetir mobil berduaan tengah malam yang hening), tapi kami tidak pernah jatuh cinta. Tangannya sering menggandengku, pernah mencium pipiku dengan sayang. Aku memasak untuknya, menonton pertunjukan teaternya kala dia tampil, atau menyempatkan datang di acara launching film-nya.
Pokoknya, dia sahabat lelakiku yang luar biasa! Nggak ada duanya! Aku beruntung dekat dengannya (bikin ngiri para fans cewek dan cowoknya deh hihihi) dan memercayakan sepotong hatiku dimiliki olehnya.
(Lakhsmi)
Siapa lelaki yang aku hormati dan aku sayangi? "Bapak" tentu kata pertama yang muncul di kepalaku ketika memikirkan pertanyaan itu. Namun, kalau aku boleh men-skip Bapak kali ini saja, maka aku akan menempatkan seorang sahabat di peringkat nomor satu.
Kami pertama kali bertemu hampir satu tahun yang lalu. Bagi banyak orang, secara fisik mungkin dia sama sekali tidak tampan. Tubuhnya besar dan empuk, kulitnya gelap, dan kacamata minus bertengger di hidung. Namun, kepribadiannya lah yang membuat dia jauh lebih tampan dan menyenangkan daripada lelaki mana pun yang pernah aku temui. Aku coming out padanya satu-dua bulan setelah kami kenalan. Tebak apa reaksinya? Dia menangis, terharu karena merasa baru sekali itu bertemu seseorang yang mau memberikan kepercayaan yang begitu besar untuk membagi sebuah rahasia raksasa meski kami belum lama berteman.
No. He's not gay. I will surely say that he's straight. Dan sahabatku kembali menangis, bukan karena membenci lesbian, namun karena kecewa orang yang disukainya menutupi hal itu dan tidak bisa menolaknya dari awal. Orang mungkin akan berpikir bahwa dia lelaki yang cengeng jika membaca tulisan ini. Namun, bagiku, dia adalah lelaki berhati lembut dan sangat baik. Hingga hari ini, tidak peduli berapa pertengkaran yang telah kami lalui karena hal-hal sepele, dia masih setia berdiri di sampingku dan mendukungku dengan segala daya yang dia miliki. Jika suatu saat aku bisa menjadi straight atau dipaksa untuk menikah oleh orangtua, aku hanya berharap bisa memiliki suami sebaik dan sepengertian dia. Orang yang aku kasihi saat ini pun berpikiran sama.
(Sky)
Lelaki terbaik dalam hidupku adalah dia yang memintaku, "Jadilah istriku, temani aku di sisa perjalanan usiaku." Lelaki yang menjadi suamiku, meski kebersamaan kami hanya sampai 21 bulan saja. Lelaki yang mampu mengubah image-ku tentang pernikahan adalah sebuah mimpi buruk. Lelaki yang tegar menjalani sisa usianya yang divonis dokter takkan bisa mencapai usia 40 tahun disebabkan sakit bocor jantung yang dideritanya sejak lahir. Dia tak cuma memberiku cinta tulusnya, tapi juga membimbingku dalam banyak hal. Aku yang lesbian, jatuh cinta pada setiap butir kasih yang diulurkannya padaku. Cintanya membuat aku mampu menahan diri untuk tidak "memanjakan" kelesbianku. Dia bukan cuma suami, tapi juga guru, sahabat, mitra kerja, kakak sekaligus ayah buatku.
Ketika akhirnya maut menjemputnya dengan indah, meninggalkan seulas senyum dibibirnya yang membiru, aku tergugu dalam kehilangan yang memerih.
Dia lelaki terbaik dalam hidupku, yang memberiku kebahagiaan purna sebagai perempuan disisinya. Membuatku mampu merasakan dicintai dan jatuh cinta pada seorang lelaki. Selamat jalan Mas, bahagialah dalam rengkuh cinta Illahi.
(Arinie)
Masih seperti kemarin. Dia tiba dengan senyum yang begitu menenangkan hati dan tentu saja tetap dengan tentengan plastik kecil di tangannya. Aku berlari mengejarnya, menghampiri kemudian mencium punggung tangannya dengan takzim. Masih seperti biasa dia akan mengacak-acak rambutku lalu memeluk dan membawa tubuh mungilku keatas pundaknya. Sambil berjalan masuk dia akan mendendangkan tembang anak-anak kesukaanku sementara aku malah sibuk dengan isi plastik pemberiannya.
Dia, dalam balutan kewibawaan memancarkan aura bijaksana yang memukau. Sosok yang amat tangguh di mataku, super macho (tentunya versi aku) melebihi lelaki bintang iklan produk susu di tv-tv . Terlihat kaku dan keras di luar tetapi begitu hangat dan lembut di dalam. Sungguh aku tak tahu apakah aku sanggup berjalan tanpanya. Pun ketika kegagalan menghampirinya, dia akan tetap di sisiku, menjadi dian yang menerangi gelap asa. Berpuluh wejangan telah mengalir dalam darah, memberikan tenaga ekstra untuk selalu bangkit setiap kali aku terjatuh. Hari ini genap dua dasawarsa berlalu tapi sikapnya padaku masih tetap seperti dahulu, saat pertama aku mulai mengenalnya dan mencoba melafalkan namanya “ayah”. Ya, dia adalah pria terhebat dalam hidupku bahkan amat sangat hebat. I love u so dad, now and forever….
(LeiL)
Sunday, May 3, 2009
Topik: Apa yang Kamu Gilai Pada Diri Perempuan?
Say It Out Loud Mei 2009
Jatuh cinta, bersahabat, dan tetanggaan dengan perempuan sejuta rasanya! Benaaarrrr nih? Ya, tentu benar! Kalau gitu, apa sih yang membuat pecinta perempuan ini menyukai perempuan? Apa yang kamu gilai dalam diri perempuan yang menurutmu sangat dasyat, super, dan nggak ada duanya?! Ayo, mari curhat tentang perempuan; apa dan mengapa kamu (alias kita semua) bertekuk lutut pada pesonanya!
Deadline: 31 Mei 2009
Kirimkan ke jejak_artemis@yahoo.co.id dan alex58id@yahoo.com
Buatku, perempua - bagaimana pun keadaanya - adalah makhluk Tuhan yang paling cantik. Perempuan yang kukenal dalam hidupku adalah pejuang dalam segala kompleksitas masalah yang mereka hadapi. Perempuan mampu menemukan jalan untuk mengobati lukanya, mampu menemukan cara untuk bangkit dari kejatuhan yang mengempaskan. Perempuan adalah sosok sempurna, pengemban amanah kehidupan. Meski dianggap lemah dan inferior di dunia heterogen, tapi nyatanya perempuan seringkali lebih tegar menghadapi masalah karena ia mampu berpikir secara kompleks dan abstrak. Hanya perempuan yang mampu mewariskan sel MITOKONDRIA pada setiap anak manusia; sel yang serupa chip dengan susunan kode tertentu yang menjadikan setiap keturunannya di dunia ini berbeda dan unik. Mitokondria adalah hadiah dari para perempuan buat masyarakat dunia.
(Arinie)
Perempuan itu lengkap, bisa menjadi dan melakukan banyak hal. Logika dan perasaan menyatu dalam diri perempuan. Perempuan adalah tempat saya bercermin dan berbagi. Banyak perempuan-perempuan hebat yang mempengaruhi hidup dan mengubah saya. Perempuan adalah makhluk yang penuh kejutan dan sekaligus unik, tanpa harus berbuat banyak hal. Perempuan bisa ber-multitasking dalam pikirannya sendiri. Perempuan bergerak menurut intuisinya. Perempuan terlalu hebat. Saya sendiri terkadang merasa kurang pantas menjadi perempuan, tapi dalam hati kecil saya, saya bangga menjadi perempuan :)
(Gita Gempita)
Jatuh cinta, bersahabat, dan tetanggaan dengan perempuan sejuta rasanya! Benaaarrrr nih? Ya, tentu benar! Kalau gitu, apa sih yang membuat pecinta perempuan ini menyukai perempuan? Apa yang kamu gilai dalam diri perempuan yang menurutmu sangat dasyat, super, dan nggak ada duanya?! Ayo, mari curhat tentang perempuan; apa dan mengapa kamu (alias kita semua) bertekuk lutut pada pesonanya!
Deadline: 31 Mei 2009
Kirimkan ke jejak_artemis@yahoo.co.id dan alex58id@yahoo.com
Buatku, perempua - bagaimana pun keadaanya - adalah makhluk Tuhan yang paling cantik. Perempuan yang kukenal dalam hidupku adalah pejuang dalam segala kompleksitas masalah yang mereka hadapi. Perempuan mampu menemukan jalan untuk mengobati lukanya, mampu menemukan cara untuk bangkit dari kejatuhan yang mengempaskan. Perempuan adalah sosok sempurna, pengemban amanah kehidupan. Meski dianggap lemah dan inferior di dunia heterogen, tapi nyatanya perempuan seringkali lebih tegar menghadapi masalah karena ia mampu berpikir secara kompleks dan abstrak. Hanya perempuan yang mampu mewariskan sel MITOKONDRIA pada setiap anak manusia; sel yang serupa chip dengan susunan kode tertentu yang menjadikan setiap keturunannya di dunia ini berbeda dan unik. Mitokondria adalah hadiah dari para perempuan buat masyarakat dunia.
(Arinie)
Perempuan itu lengkap, bisa menjadi dan melakukan banyak hal. Logika dan perasaan menyatu dalam diri perempuan. Perempuan adalah tempat saya bercermin dan berbagi. Banyak perempuan-perempuan hebat yang mempengaruhi hidup dan mengubah saya. Perempuan adalah makhluk yang penuh kejutan dan sekaligus unik, tanpa harus berbuat banyak hal. Perempuan bisa ber-multitasking dalam pikirannya sendiri. Perempuan bergerak menurut intuisinya. Perempuan terlalu hebat. Saya sendiri terkadang merasa kurang pantas menjadi perempuan, tapi dalam hati kecil saya, saya bangga menjadi perempuan :)
(Gita Gempita)
Makhluk yang namanya perempuan adalah lambang keindahan. Mana ada laki-laki yang indah? Perempuan mempunyai magnet luar biasa dasyat untuk diamati, khususnya buat cuci mata biar awet muda (pemandangan indah jangan sampai terlewatkan). Lihat aja profil perempuan versi tomboy: cool and keren abis; yang femme tuh seksi booo... Perempuan itu super tabah dan punya hati dalam segala hal; seperti penyayang, penuh perhatian, sensitif alias gampang tersentuh. Menurutku, mayoritas perempuan adalah makhluk setia, berbanding terbalik dengan laki-laki. Yah, ini menurutku loooh! Boleh setuju, boleh juga nggak. Perempuan sangat unggul, biarpun kelihatan lemah dan tersakiti, perempuan mempunyai tingkat ketabahan yang hebat. Pokoknya tegar banget deh.
(Speed)
(Speed)
Thursday, April 2, 2009
Topik: Emansipasi Perempuan
Say It Out Loud April 2009
Di bulan April ini kita merayakan hari Kartini. Perayaan kaum perempuan, perayaan kebangkitan kaum perempuan, perayaan aksentuasi diri menjadi perempuan. Waktu yang tepat untuk merenung, bergembira, menepuk dada, dan bekerja menyingsing baju untuk melakukan tindakan positif di masyarakat. Apa arti keperempuanan dan sepak terjangnya bagimu? Apa yang telah kau lakukan untuk kaum perempuan di komunitas atau lingkungan? Yuk bagi ceritanya, pasti akan memberi semangat dan mengobarkan api di celah relung para perempuan seperti kita - sekecil apa pun itu.
Deadline: 30 April 2009
Kirimkan kepada jejak_artemis@yahoo.co.id dan alex58id@yahoo.com
Bagiku perempuan adalah makhluk yang indah. Aku menyukai perempuan sejak aku berusia 14 tahun. Di luar perasaan dan orientasi seksualku, menurutku perempuan adalah manusia-manusia yang tegar, kuat, tahan banting, dan hebat. Mereka bisa jadi apa saja. Mereka sanggup dan tabah menahan apa saja. Pokoknya, hidup perempuan! Sungguh, perempuan memang diciptakan Tuhan untuk membantu lelaki hidup dan berjuang di dunia ini. Tanpa perempuan, apa jadinya dunia? Lihat saja kakak perempuanku yang menjadi ibu dan perempuan karir secara bersamaan. Tanpa istrinya yang hebat, bagaimana iparku (suaminya) memiliki keluarga yang membanggakan? Tidak mungkin. Kakakku adalah potret Srikandi masa kini yang hebat.
(Lee)
Di bulan April ini kita merayakan hari Kartini. Perayaan kaum perempuan, perayaan kebangkitan kaum perempuan, perayaan aksentuasi diri menjadi perempuan. Waktu yang tepat untuk merenung, bergembira, menepuk dada, dan bekerja menyingsing baju untuk melakukan tindakan positif di masyarakat. Apa arti keperempuanan dan sepak terjangnya bagimu? Apa yang telah kau lakukan untuk kaum perempuan di komunitas atau lingkungan? Yuk bagi ceritanya, pasti akan memberi semangat dan mengobarkan api di celah relung para perempuan seperti kita - sekecil apa pun itu.
Deadline: 30 April 2009
Kirimkan kepada jejak_artemis@yahoo.co.id dan alex58id@yahoo.com
Bagiku perempuan adalah makhluk yang indah. Aku menyukai perempuan sejak aku berusia 14 tahun. Di luar perasaan dan orientasi seksualku, menurutku perempuan adalah manusia-manusia yang tegar, kuat, tahan banting, dan hebat. Mereka bisa jadi apa saja. Mereka sanggup dan tabah menahan apa saja. Pokoknya, hidup perempuan! Sungguh, perempuan memang diciptakan Tuhan untuk membantu lelaki hidup dan berjuang di dunia ini. Tanpa perempuan, apa jadinya dunia? Lihat saja kakak perempuanku yang menjadi ibu dan perempuan karir secara bersamaan. Tanpa istrinya yang hebat, bagaimana iparku (suaminya) memiliki keluarga yang membanggakan? Tidak mungkin. Kakakku adalah potret Srikandi masa kini yang hebat.
(Lee)
Saturday, March 7, 2009
Topik: Setiakah Kamu?
Say It Out Loud Maret 2009
Kesetiaan. Kata yang teramat mahal. Hubungan asmara memang merupakan suatu proses dan dinamika yang menciptakan begitu banyak kondisi di antara dua manusia yang menjalaninya. Apakah kamu pernah terpeleset dalam lembah perselingkuhan? Jika ya, bagaimana kamu (dan pasangan) menghadapi problem perselingkuhan tersebut? Atau mungkin kamu selalu setia dengan kekasih satu-satunya dan tersayang. Kalau pun seperti itu, bagi sedikit dong resepnya seperti apa. Mari sebarkan kisah kepada sahabat-sahabat lesbian lain. Mungkin kita dapat memetik pelajaran berharga bersama-sama...
Deadline: 31 Maret 2009
Kirim ke jejak_artemis@yahoo.co.id dan alex58id@yahoo.com
Setia? Aku mencoba untuk selalu setia. Hal ini aku lakukan bukan karena sifatku yang memang sulit jatuh cinta kepada seseorang, maksudnya aku cuma bisa jatuh cinta pada seseorang kalau aku telah mengenalnya dalam kurun waktu yang lamaaaaaaaaaaaaaaa banget, tapi juga karena aku punya kebiasaan ngigo. Kalau dah ngigo, tanpa sadar aku bakal ngoceh-ngoceh semua hal yang ada di otakku mulai dari masalah-masalah kantor, orang-orang yang aku sebel, sampai tempat biasa aku menyembunyikan camilan (itu loh, makanan yang diharamkan partner karena takut penyakit radangku kumat). Jadi gimana mau selingkuh? jangan-jangan, baru mulai melirik cewek, partner dah tahu lengkap selengkap-lengkapnya tentang identitas tu cewek.
Tapi yang jelas, yang paling mendasari kesetiaanku kepada Partner adalah karena aku merasa CUKUP. Tak jarang Partner tampil begitu menyebalkan dan semberawut. Juga tak jarang para perempuan di sekitarku tampil begitu menyenangkan dan terlihat sangat cantik. Tapi, tiap kali melihat rumput tetangga yang hijau, hatiku selalu mengucap kata "cukup!". Cukup satu saja! Cukup satu orang yang bawain aku makanan sebab kalau ada dua orang yang bawain, aku jadi tambun dalam sekejap. Cukup satu orang yang menemaniku nonton DVD, sebab kalau ada dua orang aku jadi bingung mau bersender di bahunya siapa. Cukup satu orang yang manja denganku, sebab kalau ada dua orang yang ingin dimanja, bisa-bisa aku tidak punya waktu untuk dimanja. Cukup satu orang yang aku antar ke sana ke mari, sebab kalau ada dua orang yang minta antar, aku bakal mati muda. Punya pacar satu aja dah repot, apalagi banyak. Jadi aku ingin setia. Biar lebih fokus, maka cukup satu saja.
(De Ni)
Setia? Jujur, aku pernah selingkuh dua kali. Aku tidak bangga dengan perselingkuhanku itu. Tapi menjadi setia memang susah. Pernah kupikir menjadi lesbian lebih beruntung daripada kaum straight karena kita tidak bisa menikah. Tidak ada ikatan hukum yang membuat kita harus setia. Tapi setelah melakukan perselingkuhan dua kali dan dua-duanya berakhir dengan kepedihan di hati banyak manusia, saya tersadar bahwa saya memang harus belajar bersetia. Saya kagum dengan teman-teman lesbian yang bisa setia dan bertahan dalam hubungan pacaran yang lama. Semoga saya dapat setia dalam hubungan saya selanjutnya. Doakan ya!
(Lala)
Kesetiaan. Kata yang teramat mahal. Hubungan asmara memang merupakan suatu proses dan dinamika yang menciptakan begitu banyak kondisi di antara dua manusia yang menjalaninya. Apakah kamu pernah terpeleset dalam lembah perselingkuhan? Jika ya, bagaimana kamu (dan pasangan) menghadapi problem perselingkuhan tersebut? Atau mungkin kamu selalu setia dengan kekasih satu-satunya dan tersayang. Kalau pun seperti itu, bagi sedikit dong resepnya seperti apa. Mari sebarkan kisah kepada sahabat-sahabat lesbian lain. Mungkin kita dapat memetik pelajaran berharga bersama-sama...
Deadline: 31 Maret 2009
Kirim ke jejak_artemis@yahoo.co.id dan alex58id@yahoo.com
Setia? Aku mencoba untuk selalu setia. Hal ini aku lakukan bukan karena sifatku yang memang sulit jatuh cinta kepada seseorang, maksudnya aku cuma bisa jatuh cinta pada seseorang kalau aku telah mengenalnya dalam kurun waktu yang lamaaaaaaaaaaaaaaa banget, tapi juga karena aku punya kebiasaan ngigo. Kalau dah ngigo, tanpa sadar aku bakal ngoceh-ngoceh semua hal yang ada di otakku mulai dari masalah-masalah kantor, orang-orang yang aku sebel, sampai tempat biasa aku menyembunyikan camilan (itu loh, makanan yang diharamkan partner karena takut penyakit radangku kumat). Jadi gimana mau selingkuh? jangan-jangan, baru mulai melirik cewek, partner dah tahu lengkap selengkap-lengkapnya tentang identitas tu cewek.
Tapi yang jelas, yang paling mendasari kesetiaanku kepada Partner adalah karena aku merasa CUKUP. Tak jarang Partner tampil begitu menyebalkan dan semberawut. Juga tak jarang para perempuan di sekitarku tampil begitu menyenangkan dan terlihat sangat cantik. Tapi, tiap kali melihat rumput tetangga yang hijau, hatiku selalu mengucap kata "cukup!". Cukup satu saja! Cukup satu orang yang bawain aku makanan sebab kalau ada dua orang yang bawain, aku jadi tambun dalam sekejap. Cukup satu orang yang menemaniku nonton DVD, sebab kalau ada dua orang aku jadi bingung mau bersender di bahunya siapa. Cukup satu orang yang manja denganku, sebab kalau ada dua orang yang ingin dimanja, bisa-bisa aku tidak punya waktu untuk dimanja. Cukup satu orang yang aku antar ke sana ke mari, sebab kalau ada dua orang yang minta antar, aku bakal mati muda. Punya pacar satu aja dah repot, apalagi banyak. Jadi aku ingin setia. Biar lebih fokus, maka cukup satu saja.
(De Ni)
Setia? Jujur, aku pernah selingkuh dua kali. Aku tidak bangga dengan perselingkuhanku itu. Tapi menjadi setia memang susah. Pernah kupikir menjadi lesbian lebih beruntung daripada kaum straight karena kita tidak bisa menikah. Tidak ada ikatan hukum yang membuat kita harus setia. Tapi setelah melakukan perselingkuhan dua kali dan dua-duanya berakhir dengan kepedihan di hati banyak manusia, saya tersadar bahwa saya memang harus belajar bersetia. Saya kagum dengan teman-teman lesbian yang bisa setia dan bertahan dalam hubungan pacaran yang lama. Semoga saya dapat setia dalam hubungan saya selanjutnya. Doakan ya!
(Lala)
Friday, February 6, 2009
Topik: I Love You
Say It Out Loud Februari 2009
Coba kita hitung kebahagiaan kita daripada meratapi nasi yang tumpah. Berapa banyak orang yang mencintaimu? Berapa banyak orang yang menjagamu? Jangan pikirkan cuma kekasih atau hancur lebur gara-gara pacar meninggalkan diri. Dongakkan wajah dan lihatlah sekelilingmu. Ya masih, masih banyak yang mengasihimu. Mama, Papa. Adik, kakak. Teman, tetangga. Sadarkah kita akan semua itu? Mari, ceritakan tentang kisah cintamu terhadap mereka yang mencintaimu - minus pacar. Mari, ingatkan kepada semua orang tentang cinta yang gratis yang ada di sekeliling kita. Mari, rayakan Cinta dengan semangat humanisme dan persaudaraan.
Deadline: 28 Februari 2009
Kirim ke jejak_artemis@yahoo.co.id dan alex58id@yahoo.com
Pada masa penyusunan Tugas Akhir dulu aku terserang penyakit demam berdarah. Aku sudah menduga sakitku jadi cepat-cepat kuselesaikan bab yang sudah kuperbaiki dan kuantar ke kampus. Setelah itu aku memeriksakan diri ke dokter dan ternyata benar dugaanku. Aku segera menelpon 2 teman karibku agar segera mengambil Tugas Akhir mereka dan berpesan kepada mereka agar tidak mencariku karena aku akan pergi selama beberapa hari tanpa menyebutkan kemana. Dengan diantar mama, aku ke rumah sakit untuk diopname.
Selama diopname aku dijaga mama, dibesuk papa, adik dan pacarnya dan tanpa diduga kedua temanku itu datang juga ke rumah sakit. Rupanya mereka tidak begitu saja mempercayai omonganku. Satu persatu rumah sakit yang mereka telponin untuk mencari tahu keberadaanku. Aku terkejut melihat kehadiran mereka disana seperti juga mereka terkejut melihatku tertawa-tawa tidak seperti orang sakit. Aku diberkahi, kemanapun kakiku melangkah aku menemukan sahabat-sahabat yang memperhatikan dan mengasihiku seperti saudara sendiri. Terima kasih Tuhan, aku Kau pertemukan dengan mereka.
(Wind)
Entah ini namanya cinta atau apa, aku sungguh tidak tahu, tapi aku benar-benar mengagumi sosok perempuan itu. Dia benar-benar cantik. Wajah putihnya, gaya bicaranya, bibirnya, matanya, rambutnya, dan bahkan tahi lalatnya yang nemplok tepat di dagunya yang indah itu pun aku suka. Gilaaaa!!!! Dia adalah teman sekampus, sejurusan, dan yang lebih parah lagi dia sekelas denganku. Dan yang tak kalah menyebalkannya, nomor absennya itu lho, tepat sebelum aku, sehingga saat ujian tak jarang aku salah tingkah saat berada disampingnya.
Aku tidak terlalu akrab dengannya. Kami hanya sesekali saling menyapa. Jika aku kebetulan berpapasan dengannya aku menyapanya, atau dia duluan menyapaku. Hanya sekadar mengucapkan "Hai!!!", deuughhhhh!! Tiba-tiba, ulu hatiku terasa ngilu. Jantungku seakan mau ngacir begitu aja, lari dari tanggung jawabnya untuk memompakan darah ke seluruh tubuhku. Pori-poriku terasa membesar, bahkan aku sering mules saking tegangnya. Mules yang hanya dialami jika aku akan naik panggung. Oh God, seandainya aku cowo, aku tak peduli walau akan ditolak mentah-mentah, walau dia udah punya pacar, walau udah tunangan, atau walau udah mau nikah besok, aku akan katakan padanya I LOVE YOU! I LOVE YOU! I LOVE YOU...
(Jane)
Aku bukan pujangga yang pandai merangkai kata
Aku bukan orang romantis yang pandai menciptakan suasana melankolis
Aku bukan perayu yang dapat dengan mudah mengatakan “I love You”
Aku belum menjadi miliarder yang bisa membagikan sejuta mawar apalagi dolar
Aku belum menjadi selebriti yang bisa mengatakan “I love you all” di TV
Cuma lewat Say It Loud SepociKopi aku bisa bilang :
Happy Valentine Mom, Dad, Grandma, Sister, Cousins, Aunties, Uncles, and all my Friends.
I love you all.
(Grey Sebastian)
Coba kita hitung kebahagiaan kita daripada meratapi nasi yang tumpah. Berapa banyak orang yang mencintaimu? Berapa banyak orang yang menjagamu? Jangan pikirkan cuma kekasih atau hancur lebur gara-gara pacar meninggalkan diri. Dongakkan wajah dan lihatlah sekelilingmu. Ya masih, masih banyak yang mengasihimu. Mama, Papa. Adik, kakak. Teman, tetangga. Sadarkah kita akan semua itu? Mari, ceritakan tentang kisah cintamu terhadap mereka yang mencintaimu - minus pacar. Mari, ingatkan kepada semua orang tentang cinta yang gratis yang ada di sekeliling kita. Mari, rayakan Cinta dengan semangat humanisme dan persaudaraan.
Deadline: 28 Februari 2009
Kirim ke jejak_artemis@yahoo.co.id dan alex58id@yahoo.com
Pada masa penyusunan Tugas Akhir dulu aku terserang penyakit demam berdarah. Aku sudah menduga sakitku jadi cepat-cepat kuselesaikan bab yang sudah kuperbaiki dan kuantar ke kampus. Setelah itu aku memeriksakan diri ke dokter dan ternyata benar dugaanku. Aku segera menelpon 2 teman karibku agar segera mengambil Tugas Akhir mereka dan berpesan kepada mereka agar tidak mencariku karena aku akan pergi selama beberapa hari tanpa menyebutkan kemana. Dengan diantar mama, aku ke rumah sakit untuk diopname.
Selama diopname aku dijaga mama, dibesuk papa, adik dan pacarnya dan tanpa diduga kedua temanku itu datang juga ke rumah sakit. Rupanya mereka tidak begitu saja mempercayai omonganku. Satu persatu rumah sakit yang mereka telponin untuk mencari tahu keberadaanku. Aku terkejut melihat kehadiran mereka disana seperti juga mereka terkejut melihatku tertawa-tawa tidak seperti orang sakit. Aku diberkahi, kemanapun kakiku melangkah aku menemukan sahabat-sahabat yang memperhatikan dan mengasihiku seperti saudara sendiri. Terima kasih Tuhan, aku Kau pertemukan dengan mereka.
(Wind)
Entah ini namanya cinta atau apa, aku sungguh tidak tahu, tapi aku benar-benar mengagumi sosok perempuan itu. Dia benar-benar cantik. Wajah putihnya, gaya bicaranya, bibirnya, matanya, rambutnya, dan bahkan tahi lalatnya yang nemplok tepat di dagunya yang indah itu pun aku suka. Gilaaaa!!!! Dia adalah teman sekampus, sejurusan, dan yang lebih parah lagi dia sekelas denganku. Dan yang tak kalah menyebalkannya, nomor absennya itu lho, tepat sebelum aku, sehingga saat ujian tak jarang aku salah tingkah saat berada disampingnya.
Aku tidak terlalu akrab dengannya. Kami hanya sesekali saling menyapa. Jika aku kebetulan berpapasan dengannya aku menyapanya, atau dia duluan menyapaku. Hanya sekadar mengucapkan "Hai!!!", deuughhhhh!! Tiba-tiba, ulu hatiku terasa ngilu. Jantungku seakan mau ngacir begitu aja, lari dari tanggung jawabnya untuk memompakan darah ke seluruh tubuhku. Pori-poriku terasa membesar, bahkan aku sering mules saking tegangnya. Mules yang hanya dialami jika aku akan naik panggung. Oh God, seandainya aku cowo, aku tak peduli walau akan ditolak mentah-mentah, walau dia udah punya pacar, walau udah tunangan, atau walau udah mau nikah besok, aku akan katakan padanya I LOVE YOU! I LOVE YOU! I LOVE YOU...
(Jane)
Aku bukan pujangga yang pandai merangkai kata
Aku bukan orang romantis yang pandai menciptakan suasana melankolis
Aku bukan perayu yang dapat dengan mudah mengatakan “I love You”
Aku belum menjadi miliarder yang bisa membagikan sejuta mawar apalagi dolar
Aku belum menjadi selebriti yang bisa mengatakan “I love you all” di TV
Cuma lewat Say It Loud SepociKopi aku bisa bilang :
Happy Valentine Mom, Dad, Grandma, Sister, Cousins, Aunties, Uncles, and all my Friends.
I love you all.
(Grey Sebastian)
Friday, January 9, 2009
Topik: Resolusi yang tak Tercapai
Say It Out Loud Januari 2009
Tahun 2008 telah berlalu. Ingat apa resolusimu di awal tahun dulu? Dua belas bulan telah berjalan, menggenapi satu tahun kalender. Apa resolusi yang tak berhasil kamu capai? Jangan putus semangat, resolusi bisa dibangkitkan nyalanya lagi pada tahun ini. Niatkan semangat itu sepenuh jiwa. Yuk kita putar waktu untuk merenungkan resolusi tahun lalu yang tak tercapai untuk menjadi cambuk di masa depan, tahun 2009! Bagi ceritanya ya...
Deadline: 31 Januari 2009
Kirim ke jejak_artemis@yahoo.co.id atau alex58id@yahoo.com
Keinginanku adalah membahagiakan Mama kala kepergian Papa. Hampir setahun berlalu sejak Papa pergi, guratan kesedihan seakan masih terasa kuat di wajahnya yang mulai termakan usia. Keinginan Mama untuk hidup penuh tawa dan canda seakan sirna ditutupi uban yang mulai memenuhi kepalanya. Aku ingin menjadi topangan sisa hidupnya yang meredup. Terkadang saat Mama tidur aku menatap wajahnya, dan dalam hatiku terbersit kata, "Ma, tuangkan semua keluh kesahmu padaku, aku akan selalu di sampingmu." Tapi kini, kala tahun telah berganti baru, ketika usianya semakin bertambah dan aku mulai memikirkan ke mana arah jalan hidupku, aku malah meninggalkan Mama dan melangkah ke negeri yang jauh dari pandangannya.
Aku teringat kembali pada emosi dan egoisku untuk meraih sukses yang telah 7 tahun kuhapus dari khayalanku. Aku ingin mempunyai kehidupan dengan pasanganku yang selalu dilarang oleh orangtuaku. Walaupun aku merasa bahagia bersama orangtuaku, namun hidup ini seakan kurang bumbu kasih dan sentuhan lembut kekasihku. Aku juga mulai menghadapi usia yang mendekati kepala 3, dan aku harus bisa membentuk keluarga yang masih tabu di mata masyarakat Indonesia. Aku ingin bisa bergandengan tangan dan bercumbu mesra dengan kekasihku. Menikmati hidup selayaknya sepasang suami istri. Bekerja dan menghidupi diri sendiri tanpa harus membebani orangtuaku. Dengan berat, akhirnya kuputuskan untuk merelakan mamaku tinggal bersama kakakku.
Saat kulihat kembang api pada malam tahun baru, cahaya hidupku seakan berbinar gemerlap dan akan tetap bercahaya. "Aku yakin" ini kata-kata yang selalu aku ucapkan kepada diriku sendiri ketika aku jatuh, sedih, atau bahagia. Tahun telah berganti, namun keinginanku untuk membahagiakan mamaku masih tetap secerah mentari pagi.
(Louise)
Tahun 2008 telah berlalu. Ingat apa resolusimu di awal tahun dulu? Dua belas bulan telah berjalan, menggenapi satu tahun kalender. Apa resolusi yang tak berhasil kamu capai? Jangan putus semangat, resolusi bisa dibangkitkan nyalanya lagi pada tahun ini. Niatkan semangat itu sepenuh jiwa. Yuk kita putar waktu untuk merenungkan resolusi tahun lalu yang tak tercapai untuk menjadi cambuk di masa depan, tahun 2009! Bagi ceritanya ya...
Deadline: 31 Januari 2009
Kirim ke jejak_artemis@yahoo.co.id atau alex58id@yahoo.com
Keinginanku adalah membahagiakan Mama kala kepergian Papa. Hampir setahun berlalu sejak Papa pergi, guratan kesedihan seakan masih terasa kuat di wajahnya yang mulai termakan usia. Keinginan Mama untuk hidup penuh tawa dan canda seakan sirna ditutupi uban yang mulai memenuhi kepalanya. Aku ingin menjadi topangan sisa hidupnya yang meredup. Terkadang saat Mama tidur aku menatap wajahnya, dan dalam hatiku terbersit kata, "Ma, tuangkan semua keluh kesahmu padaku, aku akan selalu di sampingmu." Tapi kini, kala tahun telah berganti baru, ketika usianya semakin bertambah dan aku mulai memikirkan ke mana arah jalan hidupku, aku malah meninggalkan Mama dan melangkah ke negeri yang jauh dari pandangannya.
Aku teringat kembali pada emosi dan egoisku untuk meraih sukses yang telah 7 tahun kuhapus dari khayalanku. Aku ingin mempunyai kehidupan dengan pasanganku yang selalu dilarang oleh orangtuaku. Walaupun aku merasa bahagia bersama orangtuaku, namun hidup ini seakan kurang bumbu kasih dan sentuhan lembut kekasihku. Aku juga mulai menghadapi usia yang mendekati kepala 3, dan aku harus bisa membentuk keluarga yang masih tabu di mata masyarakat Indonesia. Aku ingin bisa bergandengan tangan dan bercumbu mesra dengan kekasihku. Menikmati hidup selayaknya sepasang suami istri. Bekerja dan menghidupi diri sendiri tanpa harus membebani orangtuaku. Dengan berat, akhirnya kuputuskan untuk merelakan mamaku tinggal bersama kakakku.
Saat kulihat kembang api pada malam tahun baru, cahaya hidupku seakan berbinar gemerlap dan akan tetap bercahaya. "Aku yakin" ini kata-kata yang selalu aku ucapkan kepada diriku sendiri ketika aku jatuh, sedih, atau bahagia. Tahun telah berganti, namun keinginanku untuk membahagiakan mamaku masih tetap secerah mentari pagi.
(Louise)
Subscribe to:
Posts (Atom)